Archive for 2013-05-26
Bagiku, keluarga itu...?
Dear Serena Biskuit...
Lembaran kisah ini berawal dari kisah sederhana sebuah keluarga kecil bernama " keluargaku ". Mungkin bagi orang lain kisah kehidupan keluarga kecil kami tidak begitu menarik. Tapi yang penting bukan itu sepertinya, bukan cara pandang orang lain mengenai kami, tapi bagaimana cara kami menata kehidupan ini, bagaimana usaha kami sampai sejauh ini membawa keluarga kearah yang lebih baik dari hari ke hari.
Aku adalah seorang istri dari seorang laki-laki bernama Yogi. Kami dikaruniai dua orang anak laki-laki bernama Regan Prawara Guritno ( 6 ) dan Abhinawa Pradya Guritno ( 3 ). Tahun ini adalah tahun ke tujuh pernikahan kami. Banyak hal yang telah kami lalui bersama, baik suka maupun duka. Tujuh tahun mungkin bukan rentang waktu yang terlalu lama tapi juga bukan waktu yang sebentar. Tujuh tahun itu tidak selalu kami lalui dengan keadaan baik-baik saja , lancar jaya seperti nama toko bangunan diseberang jalan itu hehe. Tapi tujuh tahun ini kami lalui dengan warna-warni yang memberi corak kehidupan dalam hari-hari kami. Corak itu kadang cerah kadang gelap, tapi telah sanggup menciptakan nuansa keindahan dalam sebuah kisah perjalanan pernikahan.
Kami bukan keluarga yang berada ,bukan pula berasal dari keluarga yang serba punya. Kami berasal dari kesederhanaan dan kami ingin membangun kisah sederhana namun tetap manis.
Siang ini siang yang terik, matahari bersinar dengan gagahnya. Biasanya aku dapati siang mendung dan dingin menusuk, tapi hari ini beda. Hangat sekali. Hmm.. sungguh hari yang menyenangkan bagi ku dan keluarga. Karena sudah seminggu ini suami cuti. Sebulan lalu kami harus terpisah jarak karena pekerjaan. Kali ini saatnya balas dendam. Dan kami bisa berkumpul bersama dalam kehangatan.
Ada satu yang hilang rasanya saat satu bagian keluarga kecilku tidak berada dirumah bersama. Inilah yang kami rasakan hampir sebulan lamanya. Rindu sudah tak bisa lagi terbendung, saat-saat berkumpul menjadi sesuatu yang amat dinanti. Biasanya tiap minggu kami jalan-jalan walau hanya untuk duduk-duduk dipinggir pantai ujung kota, atau menghabiskan waktu bersama dengan berwisata murah meriah di taman kota. Bagi kami itu menu wajib tiap suami libur kerja. Karena kapan lagi anak-anak bisa berkumpul bersama dengan bapaknya kalau nggak pas liburan.
Seperti sore ini, saat aku menulis, anak-anak setia bermain bersama bapaknya. Mereka serius melihat sang bapak merakit jembatan dari bricks. Begitu jadi merekapun menyambutnya dengan gembira kemudian memainkannya. Riyuh teriakan anak-anak memang sering kami dengar, bagi kami, ibu dan bapaknya hal itu merupakan penyemangat hidup,tanpa keriyuhan itu terasa begitu sepi dan hambar hidup ini.Seperti juga saat suami pulang kantor. Anak-anak menyambut sang bapak didepan pintu dengan teriakan ceria. Sungguh pemandangan yang begitu indah dalam kehangatan sebuah keluarga.
Malam harinya kami selalu menyempatkan untuk makan bersama di depan tivi. Kami tidak punya meja makan, jadi setiap makan kami selalu makan bersama lesehan didepan tivi. Kebahagiaan itu semakin terwujud walau hanya dengan lauk seadanya. Sederhana, dan kami berusaha mensyukuri yang kami punya walau hanya punya sebakul nasi. Bagi kami hal seperti itulah yang terkadang bisa menguatkan kami satu sama lain.
Bagiku kebersamaan itu penting. Karena dari situlah keakraban dan kekompakan bisa terwujud. Kalau kata wong jowo " mangan ora mangan asal kumpul " , biar nggak punya apa-apa asal bisa bersama selalu kira-kira begitulah maknanya. Dan pripsip itulah yang kami pegang, agar kelak anak-anak sampai cucu-cicit kami tetap bisa menjalin keakraban serta kekompakan dalam satu naungan keluarga besar.
Serena..bagi ku keluarga itu ibarat payung
sebab, dalam keluargalah aku bernaung. Saat jauh, saat lelah melanda, saat jenuh, saat punya masalah, keluargalah tempat kembali yang paling indah. Disana tempat orang-orang setia dalam suka dan duka, yang benar-benar mencintai tanpa syarat, mengerti tanpa menghakimi, merindu dan selalu menanti kehadiranku. Ibarat sebuah payung yang siap melindungi dari air hujan dan panas matahari. Begitu berartinya keluarga bagiku.
Keluarga juga ibarat rantai. Yang kuat terangkai . Maksudnya adalah dalam sebuah keluarga harus saling menguatkan, saling mempersatukan, kompak dalam kebersamaan. Seperti rantai yang terangkai kuat. Selalu menjaga silaturahim itu inti dari keberadaan keluarga yang sebenarnya. Dan kalaupun ada yang mengaku punya keluarga tapi enggan bersilaturahim sama artinya dia hidup sendiri di dunia ini. huhuhu menyedihkan bukan ?. Tentunya serena lover tidak termasuk dalam individu semacam itu.
Dan satu lagi bagiku keluarga itu ibarat biskuit. Ya, biskuit itu manis, sama seperti keluarga. Keluarga itu tempatnya menyimpan segala kenangan manis, kisah-kisah manis yang bisa selalu menginspirasiku, memberi semangat untuk tetap berjuang demi keluarga, serta senantiasa mampu memberi energi positif untuk tetap berkarya memberi yang terbaik untuk keluarga.
Serena,
satu yang aku ingin dalam hidupku adalah membangun keluargaku bagai payung, rantai, dan biskuit. Maka dari itu aku dan suami selalu mengajarkan arti saling menghormati, menyayangi serta menumbuhkan rasa simpati dan empati, mengajarkan tentang segala macam segi kehidupan kepada anak-anakku, Regan dan Abee. Mulai dari yang sederhana misalnya adik harus rela memberi kesempatan kakaknya untuk mengambil makanan terlebih dahulu, kemudian kakaknya harus sayang dan perhatian kepada adiknya, dan juga menumbuhkan sikap saling bekerjasama antara mereka berdua melalui permainan-permainan sederhana dalam rumah salah satu contohnya seperti mengupas kulit telur bersama, apabila adik mengalami kesulitan maka kakak harus membantunya, atau sekedar berbagi biskuit serena saat santai , yang tujuannya tak lain agar tercapai keakraban dan kekompakan dalam keluarga kecilku nanti.
Serena,
Inilah kisah kami, kehidupan kami, kesederhanaan kami, yang terangkum manis dalam buku harian keluarga kami.
Lembaran kisah ini berawal dari kisah sederhana sebuah keluarga kecil bernama " keluargaku ". Mungkin bagi orang lain kisah kehidupan keluarga kecil kami tidak begitu menarik. Tapi yang penting bukan itu sepertinya, bukan cara pandang orang lain mengenai kami, tapi bagaimana cara kami menata kehidupan ini, bagaimana usaha kami sampai sejauh ini membawa keluarga kearah yang lebih baik dari hari ke hari.
Aku adalah seorang istri dari seorang laki-laki bernama Yogi. Kami dikaruniai dua orang anak laki-laki bernama Regan Prawara Guritno ( 6 ) dan Abhinawa Pradya Guritno ( 3 ). Tahun ini adalah tahun ke tujuh pernikahan kami. Banyak hal yang telah kami lalui bersama, baik suka maupun duka. Tujuh tahun mungkin bukan rentang waktu yang terlalu lama tapi juga bukan waktu yang sebentar. Tujuh tahun itu tidak selalu kami lalui dengan keadaan baik-baik saja , lancar jaya seperti nama toko bangunan diseberang jalan itu hehe. Tapi tujuh tahun ini kami lalui dengan warna-warni yang memberi corak kehidupan dalam hari-hari kami. Corak itu kadang cerah kadang gelap, tapi telah sanggup menciptakan nuansa keindahan dalam sebuah kisah perjalanan pernikahan.
Kami bukan keluarga yang berada ,bukan pula berasal dari keluarga yang serba punya. Kami berasal dari kesederhanaan dan kami ingin membangun kisah sederhana namun tetap manis.
***
Siang ini siang yang terik, matahari bersinar dengan gagahnya. Biasanya aku dapati siang mendung dan dingin menusuk, tapi hari ini beda. Hangat sekali. Hmm.. sungguh hari yang menyenangkan bagi ku dan keluarga. Karena sudah seminggu ini suami cuti. Sebulan lalu kami harus terpisah jarak karena pekerjaan. Kali ini saatnya balas dendam. Dan kami bisa berkumpul bersama dalam kehangatan.
Ada satu yang hilang rasanya saat satu bagian keluarga kecilku tidak berada dirumah bersama. Inilah yang kami rasakan hampir sebulan lamanya. Rindu sudah tak bisa lagi terbendung, saat-saat berkumpul menjadi sesuatu yang amat dinanti. Biasanya tiap minggu kami jalan-jalan walau hanya untuk duduk-duduk dipinggir pantai ujung kota, atau menghabiskan waktu bersama dengan berwisata murah meriah di taman kota. Bagi kami itu menu wajib tiap suami libur kerja. Karena kapan lagi anak-anak bisa berkumpul bersama dengan bapaknya kalau nggak pas liburan.
Seperti sore ini, saat aku menulis, anak-anak setia bermain bersama bapaknya. Mereka serius melihat sang bapak merakit jembatan dari bricks. Begitu jadi merekapun menyambutnya dengan gembira kemudian memainkannya. Riyuh teriakan anak-anak memang sering kami dengar, bagi kami, ibu dan bapaknya hal itu merupakan penyemangat hidup,tanpa keriyuhan itu terasa begitu sepi dan hambar hidup ini.Seperti juga saat suami pulang kantor. Anak-anak menyambut sang bapak didepan pintu dengan teriakan ceria. Sungguh pemandangan yang begitu indah dalam kehangatan sebuah keluarga.
Malam harinya kami selalu menyempatkan untuk makan bersama di depan tivi. Kami tidak punya meja makan, jadi setiap makan kami selalu makan bersama lesehan didepan tivi. Kebahagiaan itu semakin terwujud walau hanya dengan lauk seadanya. Sederhana, dan kami berusaha mensyukuri yang kami punya walau hanya punya sebakul nasi. Bagi kami hal seperti itulah yang terkadang bisa menguatkan kami satu sama lain.
Bagiku kebersamaan itu penting. Karena dari situlah keakraban dan kekompakan bisa terwujud. Kalau kata wong jowo " mangan ora mangan asal kumpul " , biar nggak punya apa-apa asal bisa bersama selalu kira-kira begitulah maknanya. Dan pripsip itulah yang kami pegang, agar kelak anak-anak sampai cucu-cicit kami tetap bisa menjalin keakraban serta kekompakan dalam satu naungan keluarga besar.
Serena..bagi ku keluarga itu ibarat payung
sebab, dalam keluargalah aku bernaung. Saat jauh, saat lelah melanda, saat jenuh, saat punya masalah, keluargalah tempat kembali yang paling indah. Disana tempat orang-orang setia dalam suka dan duka, yang benar-benar mencintai tanpa syarat, mengerti tanpa menghakimi, merindu dan selalu menanti kehadiranku. Ibarat sebuah payung yang siap melindungi dari air hujan dan panas matahari. Begitu berartinya keluarga bagiku.
Keluarga juga ibarat rantai. Yang kuat terangkai . Maksudnya adalah dalam sebuah keluarga harus saling menguatkan, saling mempersatukan, kompak dalam kebersamaan. Seperti rantai yang terangkai kuat. Selalu menjaga silaturahim itu inti dari keberadaan keluarga yang sebenarnya. Dan kalaupun ada yang mengaku punya keluarga tapi enggan bersilaturahim sama artinya dia hidup sendiri di dunia ini. huhuhu menyedihkan bukan ?. Tentunya serena lover tidak termasuk dalam individu semacam itu.
Dan satu lagi bagiku keluarga itu ibarat biskuit. Ya, biskuit itu manis, sama seperti keluarga. Keluarga itu tempatnya menyimpan segala kenangan manis, kisah-kisah manis yang bisa selalu menginspirasiku, memberi semangat untuk tetap berjuang demi keluarga, serta senantiasa mampu memberi energi positif untuk tetap berkarya memberi yang terbaik untuk keluarga.
Serena,
satu yang aku ingin dalam hidupku adalah membangun keluargaku bagai payung, rantai, dan biskuit. Maka dari itu aku dan suami selalu mengajarkan arti saling menghormati, menyayangi serta menumbuhkan rasa simpati dan empati, mengajarkan tentang segala macam segi kehidupan kepada anak-anakku, Regan dan Abee. Mulai dari yang sederhana misalnya adik harus rela memberi kesempatan kakaknya untuk mengambil makanan terlebih dahulu, kemudian kakaknya harus sayang dan perhatian kepada adiknya, dan juga menumbuhkan sikap saling bekerjasama antara mereka berdua melalui permainan-permainan sederhana dalam rumah salah satu contohnya seperti mengupas kulit telur bersama, apabila adik mengalami kesulitan maka kakak harus membantunya, atau sekedar berbagi biskuit serena saat santai , yang tujuannya tak lain agar tercapai keakraban dan kekompakan dalam keluarga kecilku nanti.
Serena,
Inilah kisah kami, kehidupan kami, kesederhanaan kami, yang terangkum manis dalam buku harian keluarga kami.
"Keluarga itu ibarat payung, rantai dan biskuit"
-nia puspa-
(SARIMUT) Ayam tempe saus teriyaki
Ini benernya kenang-kenangan pernah menangin lomba masak, tepatnya olah masakan dari bahan Sari Roti dan Blue Band. Jujur aku jarang banget masak, suka sih dan jiwa itu ada walaupun dikiiitt :D tapi jarang banget eksplor di dapur karena ribet ama anak-anak ( membela diri xixi ). Mereka sukanya nimbrung, nanya mau masak apa, selesainya kapan, kenapa gak selesei-selesei masaknya, minta gendong sampe minta aduk-aduk gorengan di wajan dll yang kadang bikin konsentrasiku buyarrr hehe..
Ya sutralah...
aku mau berbagi resep si Sarimut ini sapa tau ada yang pengen nyobain ( dijamin enak, hehe maksa ).
Bahan dan Bumbu Ayam tempe saus teriyaki
2 buah bagian dada ayam, potong dadu kecil
1/2 papan tempe, potong dadu kecil
1 bawang bombay, iris tipis
2 siung bawang putih , iris tipis
daun bawang secukupnya, rajang
saus teriyaki
2 sdm blueband
gula secukupnya
Cara memasak ayam tempe saus teriyaki:
rendam ayam dalam saus teriyaki selama 10 menit agar meresap
goreng tempe setengah matang
setelah 10 menit
panaskan blueband
masukkan ayam beserta saus rendamannya
masukkan tempe
aduk hingga tercampur rata
tambahkan gula sedikit/ sesuai selera
aduk hingga ayam matang
masukkan daun bawang, aduk-aduk pelan.
sisihkan
bahan SARIMUT ( Sari Roti Imut )
3 lbr Sari Roti tawar tanpa pinggiran, potong masing2 menjadi 4 bagian
1 butir telur
keju parut secukupnya, aduk bersama telur
2 sdm Blueband
Cara membuat SARIMUT :
panaskan Blueband dalam wajan
celupkan potongan roti tawar kedalam campuran telur dan keju
goreng hingga matang
Cara penyajian
letakkan gorengan roti tawar diatas piring saji
taruh diatasnya ayam tempe saus teriyaki secukupnya
taburi keju parut
letakkan daun bawang sebagai garnis
potongan tomat sebagai garnis
porsi untuk 3 orang
nutrisi yang terkandung:
Protein hewani, Protein Nabati, serat, vitamin A,B1,B2,D,E
Memaksimalkan fungsi kamera ponsel untuk keperluan lomba (murah-mudah)
Dalam tulisan ini saya ingin memberi sedikit tips untuk memaksimalkan hasil jepretan menggunakan kamera ponsel.
Banyak bermunculan EO -EO membuat para pengguna sosial media seperti facebook khususnya para ibu berlomba-lomba untuk mengikutsertakan buah hatinya diberbagai ajang kontes foto. Hal ini akhirnya dapat memacu kreatifitas para ibu dalam hal mengambil gambar buah hatinya. Jepret menjepret menjadi aktifitas rutin bagi para ibu yang hobi mengikutsertakan buah hatinya dalam kontes. Untuk para ibu , ingin sekali jika buah hatinya terlihat begitu lucu, unik dengan berbagai pose dan aksesori yang menarik. Tentu saja ini salah satu yang bisa menarik perhatian juri. Banyak pada akhirnya para ibu lebih memilih untuk menggunakan jasa fotografer atau justru membeli kamera keren yang harganya bikin alis mengkerut.
Sebenarnya mudah saja bagi para orang tua khususnya para ibu yang ingin agar foto anaknya terlihat menarik dengan fasilitas yang minim. Karena tidak semua ibu-ibu memiliki atau rela mengeluarkan modal besar hanya untuk keperluan lomba anaknya. Kalau dihitung-hitung biaya jasa fotografer mulai Rp. 300.000,- sekali sesi pemotretan. Dan biaya membeli kamera antara Rp. 900.000 - belasan juta rupiah. Bukan hal yang murah bukan.
Nah untuk menyiasati hal tersebut, yuk simak tips berikut.
Tidak perlu kamera mahal untuk menciptakan momen indah dalam sebuah foto. Sekarang ini sudah menjamur ponsel-ponsel dilengkapi dengan kamera yang mumpuni. Nah siapa sekarang yang tidak punya ponsel berkamera? Jadi maksimalkan yang ada ! itu kuncinya.
yang diperlukan :
KAMERA PONSEL MINIMAL RESOLUSI 3 MP
untuk hasil yang maksimal minimal resolusi sensor kamera yaitu 3mp. Hal ini diperlukan agar bit warna yang dihasilkan tidak pecah,karena biasanya foto yang diikutsertakan lomba akan digunakan untuk iklan sebuah produk dan otomatis akan di edit ulang ataupun diberi sentuhan akhir, tentunya kita tidak ingin kan, foto kita yang berkualitas pas-pasan akan semakin turun kualitas warnanya ?
Dan memang biasanya sebuah brand yang mengadakan lomba juga memberi kriteria khusus untuk jenis kamera yang digunakan minimal harus 3 mp. Tapi kalaupun tidak disyaratkan ( minimal resolusi yang digunakan) masih bisa kok pakai ponsel kamera dengan resolusi 1,3 atau 2 mp, rahasianya ada dibawah ini..
tips agar mendapat momen yang bagus saat memotret :
1. Tempat terbaik adalah diluar ruangan alias outdoor. atau kalau harus di dalam ruangan, gunakan ruangan yang bercahaya lebih. karena pada prinsipnya, semua kamera hanya akan menangkap cahaya yang masuk melalui lensa kecilnya, selebihnya, prosesor graphiclah yang meng-handle.
2. Memotretlah dari arah dimana sumber cahaya (jangan sekali-sekali menantang arah datangnya sumber cahaya ). Karena jika kita menantang arah sumber cahaya, yang ada gambar terlihat gelap karena kamera berada pada 'area bayangan'. Jika ingin mendapatkan kesan cahaya dalam foto bisa atur posisi kita saat memotret mungkin agak minggir dikit ( tidak terlalu membelakangi cahaya /sinar matahari ).
3. Khusus outdoor potography tanpa bantuan sinar lampu kilat, pilihlah waktu yang pas untuk memotret ( antara jam 7.30 pagi atau jam 16.00 ). Hindari cuaca mendung, karena akan percuma walaupun memaksa memotret pada kondisi seperti ini hasilnya pasti burem hehe.
4. Pilih background yang keren, seperti papan kayu, dedaunan atau bahkan batu-batuan agar terlihat artistik atau bahkan polos jika nantinya diperlukan untuk proses pengeditan.
5. Pastikan objek foto dalam keadaan happy (manusia) secara natural. Agar saat diprotret momennya jadi hidup. Dan jangan lupa siapkan terlebih dahulu properti yang akan digunakan dalam foto tersebut ( misal : produk dari brand tertentu ).
6. Oiya,rata-rata kelemahan kamera ponsel adalah tidak bisa digunakan untuk memotret benda bergerak. Jadi harus ekstra sabar, komunikasikan dengan baik dengan model agar tidak bergerak selama pemotretan agar hasil yang didapatkan bisa maksimal.
7. Jika diperlukan editing. Editlah bagian background dengan software photoshop atau sejenisnya dengan menggunakan tool blur agar didapatkan kesan blury, hasil yang menyerupai jepretan kamera profesional. Mungkin juga bisa diedit brightness contrasnya agar terlihat lebih terang dan juga croping agar foto lebih fokus dan seimbang antara sisi kanan-kiri, atas -bawahnya.
8. Ok. selamat mencoba.
Banyak bermunculan EO -EO membuat para pengguna sosial media seperti facebook khususnya para ibu berlomba-lomba untuk mengikutsertakan buah hatinya diberbagai ajang kontes foto. Hal ini akhirnya dapat memacu kreatifitas para ibu dalam hal mengambil gambar buah hatinya. Jepret menjepret menjadi aktifitas rutin bagi para ibu yang hobi mengikutsertakan buah hatinya dalam kontes. Untuk para ibu , ingin sekali jika buah hatinya terlihat begitu lucu, unik dengan berbagai pose dan aksesori yang menarik. Tentu saja ini salah satu yang bisa menarik perhatian juri. Banyak pada akhirnya para ibu lebih memilih untuk menggunakan jasa fotografer atau justru membeli kamera keren yang harganya bikin alis mengkerut.
Sebenarnya mudah saja bagi para orang tua khususnya para ibu yang ingin agar foto anaknya terlihat menarik dengan fasilitas yang minim. Karena tidak semua ibu-ibu memiliki atau rela mengeluarkan modal besar hanya untuk keperluan lomba anaknya. Kalau dihitung-hitung biaya jasa fotografer mulai Rp. 300.000,- sekali sesi pemotretan. Dan biaya membeli kamera antara Rp. 900.000 - belasan juta rupiah. Bukan hal yang murah bukan.
Nah untuk menyiasati hal tersebut, yuk simak tips berikut.
Tidak perlu kamera mahal untuk menciptakan momen indah dalam sebuah foto. Sekarang ini sudah menjamur ponsel-ponsel dilengkapi dengan kamera yang mumpuni. Nah siapa sekarang yang tidak punya ponsel berkamera? Jadi maksimalkan yang ada ! itu kuncinya.
yang diperlukan :
KAMERA PONSEL MINIMAL RESOLUSI 3 MP
untuk hasil yang maksimal minimal resolusi sensor kamera yaitu 3mp. Hal ini diperlukan agar bit warna yang dihasilkan tidak pecah,karena biasanya foto yang diikutsertakan lomba akan digunakan untuk iklan sebuah produk dan otomatis akan di edit ulang ataupun diberi sentuhan akhir, tentunya kita tidak ingin kan, foto kita yang berkualitas pas-pasan akan semakin turun kualitas warnanya ?
Dan memang biasanya sebuah brand yang mengadakan lomba juga memberi kriteria khusus untuk jenis kamera yang digunakan minimal harus 3 mp. Tapi kalaupun tidak disyaratkan ( minimal resolusi yang digunakan) masih bisa kok pakai ponsel kamera dengan resolusi 1,3 atau 2 mp, rahasianya ada dibawah ini..
tips agar mendapat momen yang bagus saat memotret :
1. Tempat terbaik adalah diluar ruangan alias outdoor. atau kalau harus di dalam ruangan, gunakan ruangan yang bercahaya lebih. karena pada prinsipnya, semua kamera hanya akan menangkap cahaya yang masuk melalui lensa kecilnya, selebihnya, prosesor graphiclah yang meng-handle.
2. Memotretlah dari arah dimana sumber cahaya (jangan sekali-sekali menantang arah datangnya sumber cahaya ). Karena jika kita menantang arah sumber cahaya, yang ada gambar terlihat gelap karena kamera berada pada 'area bayangan'. Jika ingin mendapatkan kesan cahaya dalam foto bisa atur posisi kita saat memotret mungkin agak minggir dikit ( tidak terlalu membelakangi cahaya /sinar matahari ).
3. Khusus outdoor potography tanpa bantuan sinar lampu kilat, pilihlah waktu yang pas untuk memotret ( antara jam 7.30 pagi atau jam 16.00 ). Hindari cuaca mendung, karena akan percuma walaupun memaksa memotret pada kondisi seperti ini hasilnya pasti burem hehe.
4. Pilih background yang keren, seperti papan kayu, dedaunan atau bahkan batu-batuan agar terlihat artistik atau bahkan polos jika nantinya diperlukan untuk proses pengeditan.
5. Pastikan objek foto dalam keadaan happy (manusia) secara natural. Agar saat diprotret momennya jadi hidup. Dan jangan lupa siapkan terlebih dahulu properti yang akan digunakan dalam foto tersebut ( misal : produk dari brand tertentu ).
6. Oiya,rata-rata kelemahan kamera ponsel adalah tidak bisa digunakan untuk memotret benda bergerak. Jadi harus ekstra sabar, komunikasikan dengan baik dengan model agar tidak bergerak selama pemotretan agar hasil yang didapatkan bisa maksimal.
7. Jika diperlukan editing. Editlah bagian background dengan software photoshop atau sejenisnya dengan menggunakan tool blur agar didapatkan kesan blury, hasil yang menyerupai jepretan kamera profesional. Mungkin juga bisa diedit brightness contrasnya agar terlihat lebih terang dan juga croping agar foto lebih fokus dan seimbang antara sisi kanan-kiri, atas -bawahnya.
8. Ok. selamat mencoba.